Kebiasaan rutin lagi sebelum mengistirahatkan mata baca-baca di berita online Kompas.com, nah tiba-tiba saya tertarik membaca salah satu beritanya tentang "Parah, Gara-gara Protes Terhadap Pihak Sekolah via Facebook, Malah Dikeluarkan Dari Sekolah" (red.Kecam Lewat Facebook, 4 Siswi Dipecat) lalu saya berfikir "ah, di share aja deh untuk teman-teman", hehehe.
Lalu apa yang menarik dari berita tersebut?
Sekilas saya baca dari berita tersebut, bermula dari seorang siswi bernama Devi yang "mungkin" sedikit kecewa terhadap pihak sekolahnya karena mengeluhkan kejadian di sekolahnya yang hingga kini belum tertangani, seperti kejadian hilangnya beberapa helm milik siswa, jok motor yang disilet, bahkan sepatu yang ditaruh di mushola juga dirusak (disilet), maka Devi membuatlah status tentang kekecewaannya via Facebook dan selanjutnya di tanggapi (dikomentari) oleh teman lainnya.
Selengkapnya baca di bawah ini:
Nah lucu nya disini, masa jaman sudah demokrasi ini protes seperti itu saja harus dikekang dan akibatnya harus dikeluarkan (dipecat) dari sekolah sih? Lha mereka juga bayar kok untuk sekolah, jadi ya wajar saja mereka protes ketika menemukan hal-hal yang tidak benar di sekolahnya, dalih pihak sekolahnya sih "dikembalikan ke orang tua", wkwkwkwk, podo wae pak dhe, tetap saja dipecat. :)
Sekarang ini bentuk protes tidak harus berteriak-teriak lalu harus bakar ini dan itu, cukup via Facebook seperti bentuk dukungan terhadap kasusnya Ariel "Dukung Ariel Untuk Tetap Berkarya", lalu "Prita Mulyasari >> Email: Terhadap RS OMNI" dan lain sebagainya, itu kan hanya sebatas bentuk dari protes yang memang harus di protes, masa tidak ada kejadian harus diprotes, yo ga lucu toh, hahaha.
Apalagi ini Sekolah tempat menimba ilmu dan memberi contoh yang baik, malah (menurut saya) kok terkesan mengekang seseorang untuk menyuarakan pendapatnya, lalu harus dikemanain pendapat kita? Tong Sampah? hahaha... Selanjutnya bagaimana pendapat teman-teman terhadap berita ini? Yuk monggo dikomentari... :)
Lalu apa yang menarik dari berita tersebut?
Sekilas saya baca dari berita tersebut, bermula dari seorang siswi bernama Devi yang "mungkin" sedikit kecewa terhadap pihak sekolahnya karena mengeluhkan kejadian di sekolahnya yang hingga kini belum tertangani, seperti kejadian hilangnya beberapa helm milik siswa, jok motor yang disilet, bahkan sepatu yang ditaruh di mushola juga dirusak (disilet), maka Devi membuatlah status tentang kekecewaannya via Facebook dan selanjutnya di tanggapi (dikomentari) oleh teman lainnya.
Selengkapnya baca di bawah ini:
Nah lucu nya disini, masa jaman sudah demokrasi ini protes seperti itu saja harus dikekang dan akibatnya harus dikeluarkan (dipecat) dari sekolah sih? Lha mereka juga bayar kok untuk sekolah, jadi ya wajar saja mereka protes ketika menemukan hal-hal yang tidak benar di sekolahnya, dalih pihak sekolahnya sih "dikembalikan ke orang tua", wkwkwkwk, podo wae pak dhe, tetap saja dipecat. :)
Sekarang ini bentuk protes tidak harus berteriak-teriak lalu harus bakar ini dan itu, cukup via Facebook seperti bentuk dukungan terhadap kasusnya Ariel "Dukung Ariel Untuk Tetap Berkarya", lalu "Prita Mulyasari >> Email: Terhadap RS OMNI" dan lain sebagainya, itu kan hanya sebatas bentuk dari protes yang memang harus di protes, masa tidak ada kejadian harus diprotes, yo ga lucu toh, hahaha.
Apalagi ini Sekolah tempat menimba ilmu dan memberi contoh yang baik, malah (menurut saya) kok terkesan mengekang seseorang untuk menyuarakan pendapatnya, lalu harus dikemanain pendapat kita? Tong Sampah? hahaha... Selanjutnya bagaimana pendapat teman-teman terhadap berita ini? Yuk monggo dikomentari... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar